Kamis, 12 Januari 2012

Mahasiswa Meranti Peduli Pulau Padang (SM2P3) Melakukan Unjuk Rasa di Kantor Gubernur Riau


Mahasiswa Meranti yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa Meranti Peduli Pulau Padang (SM2P3) melakukan aksi unjuk rasa pada hari Jumat  pagi (30/12) di depan Kantor Gubernur Riau. Ratusan mahasiswa ini mengutuk perbuatan RAPP atas penyerobotan lahan masyarakat di Pulau Padang, Kabupaten Kepulauan Meranti. 

Dan juga Mahasiswa yang tergabung dari BEM UIN Suska Riau, UIR, Unri dan Universitas lainnya di Riau serta organisasi KAMMI Daerah Riau ini menuntut pemerintah mencabut SK Menhut Nomor 327/2009 juga menuntut perhentian operasional PT RAPP di Pulau Padang.

Seperti yang dilansir Riaupos online : Dalam aksinya, salah seorang pendemo menggelar aksi jahit mulut dan teaterikal yang menggambarkan rakyat kecil yang tidak berbaju yang terus ditindas oleh orang-orang yang gagah dan berpakaian rapi.


Koordinator Lapangan aksi demo Safrizal menyebutkan, ia dan kawan-kawannya ingin menggambarkan betapa sengsaranya masyarakat Pulau Padang.

‘’Aksi kita hari ini adalah sebagai bentuk ungkapan kekecewaan masyarakat terhadap keberadaan RAPP. Kami kembali menuntut agar pemerintah mencabut SK Menhut Nomor 327/2009, dan memberhentikan semua operasional RAPP di sana,’’ sebut Syafrizal.

Dalam aksi yang dimulai sekitar pukul 10.00 WIB itu, sempat diwarnai aksi saling dorong antara para mahasiswa dan personel Satpol PP.

Mahasiswa yang mulai panas mendesak ingin masuk ke halaman Kantor Gubernur Riau.

Aksi dorong-dorongan ini baru berhenti setelah Asisten I Setdaprov Riau Abdul Latief, mewakili Pemprov Riau menghampiri para pendemo.

Abdul Latief langsung menemui pendemo dengan membuka pagar pintu gerbang untuk mendengarkan aspirasi mahasiswa.

Abdul Latief mengaku belum dapat memberikan sikap untuk polemik tersebut. Hanya saja, Pemerintah Provinsi Riau terus melakukan pemantauan untuk selanjutnya mencarikan solusi dengan masyarakat.

‘’Peroses ini sedang berjalan. Bahwa bupati masih menunggu surat dari Menteri. Untuk rekomendasi, hanya ada dua hal, yakni menolak atau menerima. Ini yang harus dilakukan pengkajian mendalam,’’ imbuhnya.

Dia berharap, tim terpadu dapat menyelesaikan tugasnya dengan optimal.

‘’Kita akan mencarikan solusi, ibarat menarik rambut ditepung. Kalau pun ada kesalahan nantinya akan dicarikan solusi yang terbaik untuk semua,’’ tuturnya.


HIDUP MAHASISWA....!!!   HIDUP MAHASISWA....!!!   HIDUP MAHASISWA....!!!  

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes